1. Tanaman dan Simplisia
a. Taksonomi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Geraniales
Suku : Balsaminaceae
Marga : Impatiens
Jenis : Impatiens balsamina L.
b. Deskripsi:
Habitat : Tumbuhan ini berupa herba tegak berbatang basah, yang tingginya ± 80 cm.
Akar : Terna ini berakar serabut.
Batang : Tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter berbatang basah, lunak, bulat, bercabang,warna hijau kekuningan yang tebal. Arah tumbuhnya tegak, percabangannya monopodial.
Daun : Daunnya tunggal, tersebar, berhadapan, atau dalam karangan. Bentuk daun lanset memanjang, tepi daunnya bergerigi, ujung meruncing, tulang daun menyirip. Warna daun hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya kelenjar. Bagian bawah membentuk roset akar. Tulang daun menyirip. Luas daunnya sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, runcing. Duduk daun spiral (daun muncul dari batang mengikuti arah spiral) dan berhadapan.
Bunga : Tanaman ini memiliki aneka macam warana bunga. ada yang putih, merah, ungu, kuning, jingga, dll. Jika pacar air yang berbeda warna disilangkan, maka akan terbentuk keturunan yang beraneka ragam. Bunga zygomorph, berkelamin 2, di ketiak. Daun kelopak 3 atau 5, lepas atau sebagian melekat, bertaji. Daun kelopak samping berbentuk corong miring, berwarna, dan terdapat noda kuning di dalamnya. Sedikit di atas pangkal daun mahkota memanjang menjadi taji dengan panjang 0,2-2 cm. Daun mahkota 5, lepas. Daun mahkota samping berbentuk jantung terbalik dengan panjang 2-2,5 cm, yang 2 bersatu dengan kuku, yang lain lepas tidak berkuku dan lebih pendek. Ada 5 benangsari dengan tangkai sari yang pendek, lepas, agak bersatu. Kepala sarinya bersatu membentuk tudung putih. Bunga terkumpul 1-3. Setiap tangkai hanya berbunga 1 dan tangkainya tidak beruas. Memiliki 5 kepala putik.
Buah : Buah kecil-kecil bentuk kapsul. Bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih bakal biji. Buah membuka kenyal dan termasuk buah batu dengan 5 inti. Bentuk buah elliptis, pecah menurut ruang secara kenyal.
Biji : Benihnya endospermic. Embrio akan mengalami diferensiasi.
Sebaran dunia: Tanaman ini berasal dari Asia Selatan (India) dan Asia Tenggara. Diperkenalkan di Amerika sekitar abad 19. Di Indonesia, tanaman ini tersebar merata dan dipakai sebagai tanaman hias.
Sinonim : Impatiens cornuta, Linn. Impatiens hortensis, Desf. Impatiens mutila, D.C. I.triflora Blanco Balsamina mutila, DC.
(Zainab dan Sumiwi, 2007).
2. Kandungan Kimia
a. Nama Senyawa: Kumarin
b. Struktur Senyawa Kumarin
c. Termasuk Golongan senyawa fenol.
d. Jalur Biosintesis:
Kumarin adalah senyawa fenol yang pada umumnya berasal dari tumbuhan tinggi dan jarang sekali ditemukan pada mikroorganisme. Dari segi biogenetik, kerangka benzopiran-2-on dari kumarin berasal dari asam-asam sinamat, melalui orto-hidroksilasi. Asam orto-kumarat yang dihasilkan setelah menjalani isomerisasi cis-trans, menjalani kondensasi.
Penelitian mengenai biosintesis kumarin pada beberapa jenis tumbuhan ternyata mendukung biosintesa ini. Walaupun demikian, mekanisme dari sebagian besar tahap-tahap reaksi tersebut masih belum jelas. Misalnya reaksi isomerisasi cis-trans dari asam orto-hidroksikumarat mungkin berlangsung dengan katalis enzim atau melalui proses fotokimia atau suatu proses reduksi-dehidrogenasi yang beruntun.
e. Sifat Fisika dan Kimia:
1) Titik leleh 199-201 ºC.
2) Massa relatif 192 dengan rumus molekul C10H8O4 (Adfa, 2006).
3. Efek in vitro/ Farmakologi
Senyawa murni hasil isolasi (1,4-naftoquinon yang tersubstitusi gugus metoksi) memperlihatkan aktivitas antibakteri 0,5-0,6 kali tetrasiklin terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus (Adfa, 2007).
Telah dilakukan pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) dengan menggunakan metode induksi edema oleh karagenan pada kaki tikus putih jantan. Ekstrak etanol pacar air diberikan per oral dengan dosis 250, 500, dan 1000 mg/Kg BB. Indometasin 10 mg/Kg BB digunakan sebagai kontrol positif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga dosis ekstrak memiliki aktivitas antiinflamasi yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Persentase inhibisi radang rata-rata dibandingkan terhadap kontrol negatif sebesar 49,05, 26,8, dan 40,90% masing-masing untuk ekstrak dosis 250, 500, dan 1000 mg/Kg, dan 69,33%untuk indometasin 10 mg/Kg (Sumiwi, 2007).
4. Analisis
a. Ekstraksi dan Isolasi
Sebanyak 3 kg sampel daun segar Impatiens balsamina L. dimaserasi dengan metanol 10 L selama 5 hari, kemudian difraksinasi dengan heksana dan dilanjutkan dengan etil asetat. Sebanyak 10 g ekstrak etil asetat dikromatografi kolom menggunakan fasa diam silika gel dan eluen n-heksana, kloroform, etil asetat, metanol dengan sistem step gradient polarity. Didapat 5 fraksi, fraksi IV dilanjutkan dengan KLT preparatif menggunakan silika gel G. Noda yang berfluoresensi biru dikerok lalu direndam dengan metanol selama 1 malam, disaring dan dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator, dilanjutkan dengan rekristalisasi menggunakan kloroform : n-heksana didapat amorf kuning seberat 6 mg dengan titik leleh 199-201ºC. Setelah dilakukan kromatografi lapisan tipis dengan pengungkap noda lampu UV 365 nm serta disemprot dengan NaOH 10% dalam metanol, memperlihatkan 1 noda biru terang, selanjutnya dengan uap I2 tetap 1 noda (Adfa, 2006).
b. Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis kualitatif metabolit sekunder kultur sel pacar dilakukan terhadap kandungan naftokinon, flavonoid, kumarin dan saponin dengan metode kromatografi lapis tipis. Analisis kuantitatif kandungan kumarin dalam kultur suspensi sel dilakukan dengan metode TLC Scanner (Zainab, 2007).
c. Standarisasi
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia yang spesifik adalah, serbuk sari berbentuk oval, rambut penutup multiseluler, kalsium oksalat rapida, dan papilla. Hasil karakteristik serbuk simplisia bunga pacar air merah diperoleh kadar air 9,31%, Kadar sari yang larut dalam air 19,62%, kadar sari yang larut dalam etanol 12,80%, Kadar abu total 1,14%, dan kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,25% (Anonim, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Senyawa Antosianin dari Bunga Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.), (online), (http://gradienfmipaunib.files.wordpress.com/2008/07/morina2.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Adfa, M., 2006, 6-Metoksi, 7-Hidroksi Kumarin dari Daun Pacar Air (Impatiens balsamina L.) Berwarna Merah, (online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17037/6/Abstract.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Adfa, M., 2007, Senyawa Antibakteri dari Daun Pacar Air (Impatiens balsamina L.), (online),
(http://gradienfmipaunib.files.wordpress.com/2008/07/morina-adfa-edit.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Lenny, S., 2006, Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida, (online),
(http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003489.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Sumiwi, S. A., 2007, Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina L.), (online), (http://farmasi.unpad.ac.id/farmaka/v3n2/sriadi.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Zainab, dan Sumiwi, S. A., 2007, Impatiens balsamina (Pacar Air), (online), (http://tnalaspurwo.org/media/pdf/kea_pacar_air_%28impatiens_balsamina%29.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Zainab, 2007, Pengaruh Ion Tembaga dan Kobalt terhadap Kandungan Kumarin dan Profil Kromatogram Lapis Tipis Metabolit Sekunder Kultur Sel Pacar Air (Impatiens balsamina L.), (online), (http://arc.ugm.ac.id/files/Abst_%283571-H-2007%29.pdf, diakses 20 Mei 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar